Komitmen Bersama

 

Januari 23, 2021

"Aku mau serius sama kamu" katanya.

Hahaha sudah ketebak ya bakalan seperti apa isi tulisan ini. 
To Mas Hadi : Sorry ya bro, aku mau membocorkan awal kisah kita :))

Iya waktu dengar kalimat ini dari mulutnya, aku bener-bener nggak tahu mau bilang apa, kaget, nggak terduga, deg-deg an udah pasti. Laki-laki cuek ini, yang memang akhir-akhir ini sering ngajak keluar makan bareng, sikapnya yang seolah-olah nggak deketin, sulit ditebak. Kirim whatsapp bisa dibilang jarang, seperlunya, slow respon, nggak intens kayak cowok yang lagi deketin cewek pada umumnya. Ya okelah kalau memang cari teman makan bareng aja :D

Kaku banget lah dia. Tapi bagaimana pun juga aku tetap menyebut namanya dalam doaku, aku tetap melihat hal-hal yang Tuhan tunjukkan untuk memasukkannya dalam check list laki-laki terbaik. Bahkan apa yang ada dalam dirinya membuatku benar-benar nggak percaya diri, rasanya seperti aku kalah banyak darinya dalam segala sesuatunya, merasa nggak sepadan. Mungkin dia lebih tepat untuk wanita yang cerdas dan ekstrovert. Aku cenderung pasif karena nggak terlalu berharap banyak dan nggak percaya diri.

Ah tapi aku jalani apa yang sedang mengalir saja, karena apa yang terlintas dalam benakku tidak lebih baik dengan apa yang Tuhan tulis untukku. Memang biasanya kami pergi makan ke tempat yang masih di area kota, tapi kali ini dia ngajak ke luar area kota, menikmati pemandangan lukisan Tuhan. Hingga sampai di tempat tujuan, kami memesan makanan, bercerita beberapa hal, hingga di suatu titik, dia mengutarakan niatnya.

"Aku deg-deg an" jawabku jujur wkwkwkwk. "Apa kamu nggak deg-deg an?" tanyaku penasaran, dia cuma senyum doang. Aku mulai ngoceh ngalur ngidul karena nggak menduga dia ngomong seperti itu, pasalnya selama ini sikapnya cuek. Memastikan juga sebelum ini, apakah dia sudah mendoakannya.

"Jadi gimana? Iya atau nggak?" tanyanya, duh bener-bener lempeng banget, aku merasa dia tidak terlalu berharap aku mengiyakan, kalau iya ya sudah, kalau nggak pun ya sudah juga.

"Kalau aku sih iya, tapi sambil didoakan aja" akhirnya aku menjawabnya. Yah aku nggak mau apa yang menjadi keputusan kami tidak melibatkanNya, terlebih untuk keputusan sepenting ini. Penting? Bukankah ini hanya status pacaran? Oh tentu tidak, komitmen ini akan mengarah ke tujuan kehidupan pernikahan, apa yang menjadi komitmen saat ini akan membawa pengaruh besar ke depannya. Ketika aku setuju untuk berkomitmen, artinya aku setuju untuk lebih saling mengenal karakter untuk menyiapkan diri ke jenjang pernikahan, dan sudah pasti ini harus melibatkan Tuhan.

"Kenapa kamu yakin sama aku?" Aku masih belum percaya dengan kejadian luar biasa yang terjadi, mulai mencercanya dengan pertanyaan-pertanyaan. Dan dengan sabar dia menjawabnya. 

Setelah kami memutuskan pulang dan foto-foto sejenak (foto berdua untuk pertama kalinya :D), kami kembali ke tempat tinggal masing-masing, dannnn aku nggak bisa tidur wkwkwk, karena perasaan yang terlampau senang dan tidak percaya. Aku tahu pasti akan ada hal-hal yang tidak mudah, pasti akan ada hal-hal yang tidak cocok dalam hal-hal kecil, akan ada saatnya aku kesel sebel sampai nangis, tapi tetap saja perasaan senang ini nggak terbendung (Lebay bangetlah ini, aslii).

"Tuhan, kenapa Engkau baik banget sama aku" kataku berulang kali.


Komentar

  1. 😆😆 ternyata indah lebih seru dalam tulisan drpd keseharian wkwkkwwkk jujurr bangett sichhh

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Tuhan mengasihiku - Cara Tuhan mengasihimu

Menata Sesuatu